Berita  

Warga FWWP Datangi DPRD Pangandaran, Sampaikan Aspirasi Terkait Penataan Pasar Wisata

Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Warga Wisata Pangandaran (FWWP) mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran pada Jumat (09/05/2025).(M Jerry/KP).

KABAR PANGANDARAN – Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Warga Wisata Pangandaran (FWWP) mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran pada Jumat (09/05/2025) untuk menyampaikan aspirasi mereka dalam sebuah audiensi bersama pemerintah daerah. Namun, harapan mereka untuk berdialog langsung dengan pihak eksekutif tidak sepenuhnya terpenuhi karena ketidakhadiran perwakilan Pemerintah Daerah Pangandaran.

Rombongan FWWP yang dipimpin oleh H. Toni Koswara, atau yang akrab disapa H. Datuk, diterima langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin. Ketidakhadiran pihak Pemda membuat suasana forum sempat memanas, karena dinilai sebagai bentuk pengabaian terhadap aspirasi rakyat.

Acara audiensi dibuka secara khidmat dengan lantunan sholawat yang dipimpin oleh Boim selaku moderator dan diikuti oleh seluruh peserta. Dalam sambutannya, Boim menyampaikan maksud kedatangan mereka, yakni menyuarakan keresahan warga Pasar Wisata Pangandaran yang merasa tidak dilibatkan dalam proses pendataan, terkait rencana pemanfaatan area pasar sebagai lahan parkir.

“Kami datang dengan niat baik untuk bersilaturahmi dan berdiskusi. Tapi yang kami dapat justru kekecewaan,” ujar H. Toni Koswara. Ia menyayangkan absennya perwakilan Pemda meski undangan telah dikirim secara resmi. “Sesibuk itukah mereka hingga tak satu pun perwakilan hadir? Kami ini rakyatnya, seharusnya dihargai,” tegasnya.

Ketegangan yang sempat muncul berhasil diredam setelah moderator kembali mengambil alih forum dan mengajak seluruh peserta untuk tetap menjaga kondusivitas. Forum kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tuntutan dari FWWP.

Ada tiga poin utama yang disuarakan oleh forum tersebut. Pertama, mereka mendukung rencana penataan Pasar Wisata oleh Pemerintah Daerah, namun berharap penataan dilakukan secara adil dan mempertimbangkan kepentingan seluruh warga pasar. Kedua, mereka meminta agar proses pendataan dilakukan secara terbuka dengan mengundang seluruh pemilik kios dan pemegang kartu kuning. Ketiga, FWWP menuntut transparansi dan komunikasi yang jelas dalam setiap tahapan, agar tidak ada kesan tindakan sepihak yang merugikan masyarakat.

Di tengah forum, Yana Diana, atau yang akrab disapa Yana Macan, turut menyampaikan pesan moral yang menyentuh. Ia memperkenalkan slogan, “Dalam penataan Pasar Wisata, jangan meninggalkan tangis, tetapi harus meninggalkan senyum.”

Menurut Yana, slogan tersebut menggambarkan harapan agar proses penataan tidak menyisakan penderitaan atau ketidakadilan bagi masyarakat kecil. “Penataan ini harus adil dan beradab, bukan berdasarkan siapa yang ‘berada’. Maknanya sangat berbeda dan itu penting untuk kita ingat,” pungkasnya.

Meskipun audiensi tidak dihadiri oleh pihak pemerintah daerah, FWWP berharap aspirasi yang disampaikan di forum DPRD ini dapat diteruskan dan menjadi perhatian serius demi terciptanya penataan yang manusiawi dan berkeadilan.