KABAR PANGANDARAN – Ketua Rukun Nelayan (RN) Bojongsalawe, Sugito, menyoroti permasalahan serius yang tengah dihadapi oleh para nelayan di wilayahnya, khususnya terkait kebocoran produksi sektor perikanan. Menurutnya, hal ini bukan lagi menjadi rahasia umum dan perlu segera mendapat perhatian dari pemerintah serta aparat penegak hukum.
“Kami mohon kepada pemerintah dan aparat hukum untuk menertibkan permasalahan kebocoran produksi ini. Jumlahnya sangat besar dan ini sangat mempengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Kalau PAD-nya bagus, tentu hasilnya juga akan kembali kepada masyarakat nelayan,” ujar Sugito saat acara syukuran nelayan di Bojongsalawe, Selasa,22 Juli 2025.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, aparat, dan organisasi masyarakat nelayan untuk bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut demi keberlangsungan ekonomi masyarakat pesisir.
Dalam kesempatan itu, Sugito juga menyinggung kondisi Kabupaten Pangandaran yang disebut-sebut sebagai “kabupaten setengah sekarat”. Menurutnya, label tersebut sangat menyedihkan dan sebagai warga, ia tidak ingin daerahnya dikenal dengan stigma negatif.
“Kita harus bersama-sama memperbaiki segala kekurangan yang ada. Jangan sampai Pangandaran terus disebut seperti itu. Harus ada pembenahan dari berbagai sisi, termasuk dari sektor kelautan dan perikanan,” tambahnya.
Selain menyuarakan aspirasi, para nelayan juga menunjukkan kepedulian sosial dengan memberikan santunan kepada masyarakat sekitar. Dalam kegiatan syukuran tersebut, mereka menyerahkan bantuan kepada 46 jompo nelayan, menyelenggarakan sunatan massal, dan memberikan santunan juga bantuan untuk masjid. Semua dana tersebut berasal dari hasil jerih payah para nelayan yang disisihkan untuk kegiatan amal.
Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, turut hadir dalam acara syukuran dan menyampaikan apresiasi atas inisiatif positif dari para nelayan. Ia mengenang momen saat dirinya tampil menyanyi di panggung yang sama pada masa kampanye Pilkada, dan kini kembali sebagai Bupati Pangandaran.
“Syukuran nelayan ini adalah bentuk rasa syukur atas keselamatan dan hasil laut yang diterima. Ini adalah wujud kearifan lokal yang luar biasa dan harus terus dilestarikan,” ungkapnya.
Bupati Citra juga menanggapi soal kebocoran PAD yang disampaikan Ketua RN. Ia mengakui bahwa masih banyak persoalan yang harus ditangani, baik di sektor perikanan maupun pariwisata. “Permasalahan di laut memang sedang menjadi kontroversi, tapi kami dari pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengkajinya lebih lanjut. Tujuannya agar nelayan tetap bisa bekerja tanpa gangguan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bojongsalawe yang kini mulai memprihatinkan. Genting bangunan banyak yang bolong dan tidak layak pakai.
“Kami sudah mengusulkan bantuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Semoga tahun depan bisa terealisasi. Ini jadi perhatian kami,” kata Bupati.
Melalui acara ini, terlihat semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat nelayan demi mewujudkan Pangandaran yang lebih baik.***