KABAR PANGANDARAN – Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), menyampaikan rencana strategis untuk memperkuat konektivitas wilayah selatan Jawa Barat dengan mendorong pembangunan jalur kereta api hingga ke Pangandaran. Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada Rapat Paripurna Istimewa Milangkala ke-13 Kabupaten Pangandaran, yang digelar di Gedung DPRD Pangandaran, Sabtu (25/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur KDM tidak hanya berbicara mengenai arah pembangunan infrastruktur, tetapi juga menyoroti sejumlah isu strategis, mulai dari pengelolaan keuangan daerah hingga penanganan utang Pemerintah Kabupaten Pangandaran.
Gubernur KDM menegaskan bahwa permasalahan utang yang tengah dihadapi Kabupaten Pangandaran bukanlah akibat dari kesalahan tata kelola, melainkan konsekuensi dari percepatan pembangunan besar-besaran yang dilakukan oleh kepala daerah sebelumnya. “Pembangunan yang seharusnya diselesaikan dalam lima tahun dilakukan hanya dalam dua tahun. Hasilnya memang luar biasa — ada rumah sakit, sekolah, dan jalan representatif — tapi konsekuensinya adalah beban keuangan,” ujarnya.
Ia mengibaratkan kondisi tersebut seperti “ngalising” atau mencicil mobil, di mana setiap pembangunan tentu memiliki tanggungan yang harus dilunasi. Oleh karena itu, dirinya menyarankan agar Pemkab Pangandaran fokus pada restrukturisasi pembiayaan dan penyesuaian fiskal agar anggaran dapat diarahkan untuk pelunasan utang, karena sebagian besar pembangunan fisik telah selesai.
Gubernur juga menjelaskan bahwa Provinsi Jawa Barat tengah mengalami penurunan anggaran signifikan dari Rp37 triliun menjadi Rp31 triliun. Meski demikian, komitmen membantu daerah tetap dijaga melalui Bantuan Provinsi (Banprov) senilai Rp50 miliar kepada Kabupaten Pangandaran, yang diperuntukkan khusus untuk membayar utang, bukan untuk proyek infrastruktur baru.
“Pemprov Jabar kini menerapkan penghematan biaya operasional. Kami matikan lampu di ruang gubernur, menata ulang jadwal kerja pegawai, dan fokus pada efisiensi,” ungkap KDM. Ia menegaskan, langkah ini dilakukan untuk memastikan penggunaan anggaran lebih tepat sasaran dan mendukung keberlanjutan fiskal daerah.
Selain itu, KDM menyampaikan visinya menjadikan Pangandaran sebagai ikon wisata baru Jawa Barat. Menurutnya, infrastruktur jalan dari Ciamis, Majalengka, Kuningan, Subang, Karawang, hingga Bekasi telah dibangun untuk mempermudah akses wisatawan menuju destinasi unggulan di selatan Jawa Barat.
Sebagai langkah lanjutan, ia berencana mendorong pembangunan jalur kereta api hingga ke Pangandaran. “Dengan kereta api, wisatawan bisa datang lebih mudah, ekonomi lokal bergerak, dan konektivitas Jawa Barat bagian selatan semakin kuat,” ujarnya.
Lebih jauh, Gubernur melihat bahwa karakter budaya dan kesenian Pangandaran memiliki kemiripan dengan Bali. Ia mendorong agar seni khas Pangandaran diterapkan dalam desain arsitektur, trotoar, dan tata ruang publik. “Yang membedakan Bali dan Pangandaran adalah karakter seninya. Maka seni harus menjadi identitas,” tegasnya.
KDM juga mengingatkan pentingnya menjaga citra dan tata kelola keuangan yang baik agar kepercayaan publik tetap terjaga, serta memastikan tidak ada alasan bagi pemerintah pusat untuk menunda dana transfer ke daerah.
Menutup sambutannya, Gubernur KDM menyampaikan pesan reflektif bahwa keterbatasan anggaran bukan alasan untuk berhenti berinovasi.
“Meskipun uang berkurang, harapan tidak boleh pupus. Kadang kemajuan justru lahir dari keadaan yang sedih dan prihatin,” ucapnya penuh makna.
Ia mengajak seluruh pihak di Kabupaten Pangandaran untuk menjadikan tahun mendatang sebagai “tahun puasa” masa menahan diri dari pengeluaran berlebihan demi terwujudnya pembangunan yang lebih berkelanjutan, mandiri, dan berkarakter lokal.






