KABAR PANGANDARAN – Beberapa bulan terakhir menjadi momen berharga bagi para petani semangka di Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak. Musim kemarau yang panjang justru membawa berkah bagi tanaman rambat ini, yang dikenal cocok ditanam di musim kering serta memiliki perawatan yang relatif mudah.
Para petani di desa ini memanfaatkan lahan di tengah Gelanggang Pacuan Kuda untuk membudidayakan semangka. Mereka menanam tiga jenis semangka unggulan, yakni Golden Red, Inul, dan Inden F1.
Jenis semangka Inul menjadi favorit masyarakat karena rasanya yang lebih segar dan manis dibandingkan semangka biasa.
Petani Asep menjelaskan bahwa semangka Inden F1, yang memiliki daging buah berwarna kuning cerah, juga tak kalah diminati karena teksturnya renyah, kulitnya tipis, dan rasanya legit.
“Yang warna daging buahnya oranye pasti rasanya manis legit, berbeda dengan semangka jenis lainnya,” kata Asep, Jumat,20 Desember 2024.
Dari 3.000 pohon yang ditanam, petani dapat melakukan dua kali panen. Untuk panen pertama, hasilnya mencapai 2 ton.
“Jadi kalau dua kali panen, bisa mencapai sekitar 6 ton,” tambahnya.
Sementara itu, petani lainnya, Dede Mujahidin, menjelaskan bahwa masa tanam hingga panen semangka Inden F1 membutuhkan waktu 60 hari. Berat rata-rata semangka Inden F1 mencapai 2-3 kilogram, sedangkan semangka Inul bisa mencapai 3 kilogram.
“Selama menanam, tidak ada kendala hama. Ini baru pertama kali panen, dan hasilnya sangat memuaskan,” ungkap Dede.
Keberhasilan budidaya semangka di Desa Legokjawa ini menunjukkan potensi besar tanaman semangka sebagai komoditas unggulan, terutama di musim kemarau. Para petani berharap hasil panen yang melimpah ini dapat terus berlanjut di musim-musim berikutnya.***