KABAR PANGANDARAN – Setelah enam hari pencarian tanpa henti, satu dari dua nelayan korban kecelakaan laut akhirnya berhasil ditemukan oleh tim penyelam, sekitar pukul 17.15 WIB. Korban ditemukan dalam kondisi tengkurap di dalam sebuah goa sempit di tepi laut, sekitar 30 meter dari titik lokasi kejadian pertama yang dilaporkan.
Koordinator Tim Penyelam, Tedi A. Sandi, mengungkapkan bahwa pada hari keenam pencarian, dua penyelam andal Menik dan Denis bersama anggota Balawista serta pihak keluarga korban melakukan penyisiran intensif di sekitar lokasi yang dicurigai, mereka menghadapi kondisi yang sangat menantang.
“Saat pencarian berlangsung, angin bertiup cukup kencang dan arus laut sangat kuat. Itu membuat proses penyelaman menjadi sangat sulit,” ungkap Tedi, Kamis, 3 Juli 2025.
Lebih lanjut, Tedi menjelaskan bahwa medan pencarian tergolong ekstrem. Korban ditemukan di dalam goa yang sangat sempit, tepat di antara dua sumber ombak yang saling beradu. Posisi tersebut menyebabkan arus berputar dan visibilitas sangat rendah, menjadikan pencarian sangat berisiko.
“Lokasinya benar-benar sulit dijangkau dan sangat membahayakan keselamatan penyelam. Namun berkat keberanian dan kerja sama tim yang solid, korban akhirnya berhasil ditemukan,” tambahnya.
Korban langsung dievakuasi ke daratan, kemudian dibawa menggunakan ambulans SAR Barakuda menuju RSUD Pandega Pangandaran untuk proses identifikasi dan penanganan lanjutan oleh pihak berwenang.
Ketua SAR Barakuda Pangandaran Sakio, dirinya turut membenarkan keberhasilan tim dalam menemukan korban. Ia menyampaikan rasa syukurnya atas kerja keras semua pihak.
“Alhamdulillah, korban berhasil ditemukan oleh rekan-rekan penyelam setelah pencarian yang sangat berat,” ujarnya.
Sebelumnya, diketahui dua orang nelayan bernama Yadi Atma (54) dan Yogi Mustofa (20) dilaporkan hilang saat mencari lobster di perairan Pangandaran pada Jumat, 27 Juni 2025. Saat itu perahu mereka diduga dihantam ombak besar, menyebabkan keduanya terjatuh ke laut dan menghilang.
Sejak laporan hilangnya kedua nelayan tersebut, Tim SAR Gabungan Pangandaran yang terdiri dari Basarnas, SAR Barakuda, Balawista, aparat setempat, relawan, hingga warga sekitar telah melakukan pencarian melalui berbagai jalur baik melalui darat dengan menyisir pesisir pantai maupun melalui laut dengan menerjunkan penyelam profesional di medan laut yang dikenal berombak besar dan berkarang tajam.
Proses pencarian yang dilakukan dengan keterbatasan peralatan dan dalam cuaca yang tak menentu ini menjadi bukti solidaritas, keberanian, dan dedikasi para penyelamat di lapangan.***