Berita  

Unesco Verifikasi Masyarakat Siaga Tsunami Pantai Pangandaran

KABARPANGANDARAN- Untuk memberikan tingkat kepercayaan lebih tinggi terhadap wisatawan khususnya kebencanaan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) melaksanakan Uji Verifikasi warga Desa Pangandaran yang rawan bencana tsunami, Sabtu, 17 September 2022.

Desa Pangandaran sekarang ini sudah diakui secara Nasional merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya siaga bencana tsunami dan berupaya meningkatkan kepercayaan secara Internasional.

Head Of Lotic Unesco Ardito mengatakan, ada 12 indikator desa siap siaga bencana alam tsunami yang dinilai secara Internasional yaitu desa yang mempunyai peta bahaya tsunami dan mengetahui jumlah penduduk yang berada di daerah bahaya tsunami.

“Ini merupakan pengajuan dari Desa Pangandaran dalam meningkatkan kepercayaan Internasional,” katanya.

Siaga Tsunami ini manfaatnya sangat besar karena nantinya akan dipercayai secara Internasional kalau masyarakat di Desa Pangandaran yang merupakan Desa didalam Obyek Wisata sudah siaga tsunami.

“Melalui verifikasi masyarakat tsunami ready, Unesco akan menilai kesiapan warga Pangandaran dalam menghadapi bencana alam,” tuturnya.

Selanjutnya dalam proses pengakuan secara Internasional yang memberikan pengakuan itu Unesco Lotic, sekarang sedang di verifikasi dulu, apakah sudah memenuhi semua kriteria atau masih ada evaluasi.

“Setelah itu baru kemudian nanti dari Indonesia dikirim oleh BMKG ke Unesco Lotic di Paris, mereka akan mereview kelengkapan indikator desa siaga tsunami,” lanjutnya.

Kemudian desa mempunyai sumber daya informasi untuk memberikan keterangan bencana, desa memiliki peta evakuasi, desa mempunyai papan informasi evakuasi yang disampaikan kepada masyarakat dan wisatawan.

Selain itu desa harus mempunyai materi kesiapsiagaan tsunami, harus melakukan kegiatan kesiapsiagaan tiga kali dalam setahun, harus memiliki command center, dan harus bisa memiliki kemampuan mengendalikan command center serta memberikan informasi peringatan dini selama 1×24 jam sehari.

Pangandaran di identifikasi BNPB bahwa mempunya risiko terjadi tsunami tinggi yang memiliki karakter sama dengan pantai Tanjung Benoa di sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Indonesia.

“Bedanya Benoa sudah dihadiri wisatawan tingkat Internasional dan Pangandaran masih nasional,”ungkapnya.

Sementara Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, bahwa Desa Pangandaran dinilai sudah siap menghadapi bencana alam tsunami, masyarakatnya harus bisa hidup berdampingan dengan bencana alam dengan kesiapsiagaan yang diberikan.

“Desa Pangandaran sendiri merupakan salah satu desa siap yang menghadapi tsunami, sudah diakui secara nasional,” katanya.

Tsunami Pangandaran tahun 2006 menjadi pelajaran dalam hal mitigasi bencana sebagai desa siap bencana alam, bukan hanya desa Pangandaran, karena sepanjang 91 km pantai semuanya terdampak, baru diakui desa siap siaga hanya Pangandaran.

“Kami selalu bekerjasama dengan stakeholder seperti Tagana, SAR Barakuda, Balawista dan BPBD kami selalu berkordinasi,” tambahnya.***