KABAR PANGANDARAN – Memasuki musim pancaroba, masyarakat Pangandaran diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dua penyakit yang kerap muncul pada masa peralihan cuaca, yakni Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Tifoid. Kedua penyakit ini memiliki gejala awal yang mirip, namun berasal dari penyebab yang berbeda dan memerlukan penanganan medis yang spesifik.
Melalui unggahan edukatif di media sosial resminya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Pangandaran berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya DBD dan Tifoid. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat mengenali gejala sejak dini dan segera mengambil langkah preventif serta pengobatan yang tepat.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala awalnya antara lain demam tinggi yang mendadak, nyeri kepala hebat, nyeri otot dan sendi, serta munculnya ruam kemerahan pada kulit. Bila tidak segera ditangani, DBD dapat menyebabkan komplikasi serius seperti perdarahan hebat, syok, bahkan kematian.
Berbeda dengan DBD, Tifoid atau demam tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini biasanya menyebar melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi, dan sering muncul di wilayah dengan sanitasi lingkungan yang buruk. Gejalanya meliputi demam yang berlangsung lebih dari tiga hari, nyeri perut, mual, diare atau sembelit, serta rasa lelah berlebihan.
Dalam menghadapi musim pancaroba, RSUD Pandega menegaskan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Tim medis rumah sakit, termasuk para dokter spesialis anak seperti dr. Ade Habibi, Sp.A., M.Biomed, dr. Galuhafiar Puratmaja, Sp.A., M.H (Kes), dan dr. Dyah Rahmawantu, Sp.A., siap memberikan diagnosis yang akurat serta perawatan intensif, terutama bagi pasien anak yang lebih rentan terhadap infeksi.
Tak hanya menyediakan layanan medis, RSUD Pandega juga aktif mengedukasi masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala-gejala awal yang muncul. Pemeriksaan dini sangat dianjurkan agar penanganan dapat dilakukan sebelum penyakit berkembang menjadi parah.
“Dengan informasi yang tepat dan penanganan yang cepat, kita bisa bersama-sama menekan risiko penyebaran DBD dan Tifoid. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, hindari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk, serta pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi bersih dan matang,” ujar perwakilan RSUD Pandega.
Imbauan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan bertindak proaktif dalam menjaga kesehatan, terlebih di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu. Pencegahan dan kesadaran akan gejala merupakan kunci utama dalam melindungi diri dan keluarga dari ancaman penyakit menular yang berbahaya.






