KABARPANGANDARAN – Lomba Pasang Giri Tembang Pupuh yang digelar oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Pangandaran diikuti oleh 180 peserta dari tingkat Sekolah Dasar, 50 peserta dari tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 5 kelompok tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), tingkat SD, SLTP dan SLTA akan diambil 10 besar terbaik dan akan dilombakan untuk dicari 4 terbaik, bertempat di Sanggar Dangiang Mustika Sari Desa Cintaratu Parigi, Kamis, 27 Juli 2022.
Ketua DPC PDI Perjuangan Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, dalam kegiatan Lomba Pasang Giri Tembang Pupuh yang dilombakan ini memiliki keterkaitan sejarah Indonesia.
“Pasanggiri tembang pupuh merupakan implementasi dari kepribadian berkebudayaan yang merupakan poin ke tiga dari isi Tri Sakti Bung Karno,” katanya.
Menurutnya bahwa Tri Sakti Bung Karno berisikan, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan.
“Bung Karno melahirkan Tri Sakti tersebut mampu membangkitkan Indonesia menjadi bangsa yang besar,” tuturnya.
Selanjutnya sebagai warga Sunda memiliki karakter, watak, dan kepribadian sesuai dengan warisan leluhur dan merupakan warisan nenek moyang
“Warisan yang kita miliki adalah keluhuran budaya yang telah berkembang di masyarakat sebagai warisan nenek moyang,” lanjutnya.
Dirinya menambahkan budaya ialah budi dan akal manusia atau kultur masyarakat, artinya kebudayaan memiliki arti yang luas dan bukan hanya diartikan dengan seni.
“Kebudayaan lahir dalam tingkah laku dan dipelajari masyarakat tidak muncul begitu saja karena melalui proses sosial dari generasi ke generasi,” tambahnya.