PANGANDARAN,(KAPOL).-Meski Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran telah merilis dan menyebarkan himbauan kepada para nelayan khususnya nelayan di Kabupaten Pangandaran agar mengurungkan niatnya pergi melaut untuk menangkap ikan. Namun masih saja ada nelayan yang nekat untuk pergi menangkap ikan di laut.
Seperti yang dikatakan Eka (36) nelayan asal Dusun Pangandaran Timur Desa Pangandaran, sebagian teman-teman seprofesinya masih ada yang nekat pergi melaut, walaupun gelombang laut sedang tinggi mulai dari 1,5 sampai 4 meteran.
“Kita kan menangkap ikannya gak ke tengah, cuma di pantai aja, itupun siang hari,” ujar Eka saat ditemui di tempat pelelangan ikan (TPI) KUD Minasari Pangandaran, Jumat 2 Pebruari 2018.
Namun menurut Eka, kalau untuk malam hari jarang ada nelayan yang berani melaut untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau melaut pada malam hari malah rugi dioperasional. Sekali pergi melaut aja harus mengeluarkan biaya sekitar 150 sampai 200 ribu rupiah untuk membeli BBM, tapi hasil nya nihil. Malah tekor,” tuturnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Bendahara KUD Minasari Pangandaran, Sarlan. Dia mengatakan meski saat ini cuaca ekstrem dengan adanya gelombang laut tinggi dan angin kencang, namun di tempat pelelangan ikan di KUD Minasari pantai timur Pangandaran masih ada beberapa nelayan yang menjual hasil tangkapan ikan nya di laut.
“Walaupun penjualan ikan tidak seperti biasanya, tapi masih ada aktifitas nelayan yang menjual ikan hasil tangkapannya ke tempat pelelangan ikan di KUD Minasari Pangandaran,” ungkap Sarlan.
Meski penjualannya tidak seperti bulan-bulan sebelumnya yang bisa mencapai 2,5 miliar perbulannya kini, kata Sarlan cuma mencapai 1,7 miliaran perbulannya.
Sementara untuk di obyek wisata pantai Pangandaran tidak terdampak dengan adanya cuaca ekstrem yang tidak dapat di prediksi kapan datangnya.
Menurut Ketua Satuan Tugas Balawista Pangandaran Dodo Taryana, untuk di obyek wisata kondisinya aman-aman saja.
“Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa. Karena para pengunjung wisata hanya melakukan aktivitasnya di pinggir pantai,” ucaonya. (Agus Kusnadi)***