KABAR PANGANDARAN – Banjir rob menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian, perikanan, dan kelautan di wilayah pesisir, termasuk di Pangandaran. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pemukiman warga, tetapi juga pada lahan pertanian yang luas.
Oleh karena itu, Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin,H.M.M pada saat menyampaikan sambutan pada Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Pangandaran 2025-2029 di Aula BAPPEDA Pangandaran,Selasa,11 Maret 2025 bahwa pendekatan melalui program Agropolitan dan Minapolitan menjadi salah satu solusi strategis dalam menciptakan ketahanan wilayah terhadap bencana ini.
1. Normalisasi dan Breakwater di Muara Sungai Legokjawa
Muara sungai di Desa Legokjawa memiliki peran vital dalam mendukung aktivitas pertanian dan perikanan. Dengan luas hamparan sawah mencapai ribuan hektare dan tiga desa yang terdampak, penting untuk dilakukan normalisasi sungai dan pembangunan breakwater. Tanpa breakwater, fluktuasi pasir yang tinggi di Pantai Timur Pangandaran akan menyebabkan pendangkalan muara, yang berpotensi memperparah banjir rob ke area pertanian dan pemukiman.
2. Penanggulangan Banjir di Wilayah Parigi, Cibenda, Cikalong, dan Cikembulan
Selain Legokjawa, wilayah seperti Parigi, Cibenda, Cikalong, dan Cikembulan juga mengalami dampak serius dari banjir. Solusi jangka panjang yang perlu diprioritaskan adalah normalisasi sungai dan pengerukan muara, bukan sekadar pemberian bantuan sembako. Salah satu langkah konkret adalah melakukan pengerukan Laguna di Karang Tirta sebagai kunci pengendalian banjir di daerah tersebut.
3. Contoh Sukses: Normalisasi Sungai Cikidang
Keberhasilan normalisasi Sungai Cikidang yang kini terbebas dari banjir membuktikan bahwa langkah serupa dapat diterapkan di daerah lain. Investasi dalam infrastruktur mitigasi bencana menjadi lebih efektif dibandingkan dengan penanganan darurat saat banjir sudah terjadi.
4. Implementasi Program Agropolitan dan Minapolitan
Pendekatan Agropolitan untuk pertanian dan Minapolitan untuk perikanan harus diterapkan secara terpadu. Program ini mencakup:
Pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, seperti breakwater dan pengerukan muara sungai.
Penguatan tata kelola air untuk irigasi pertanian yang lebih baik.
Pemberdayaan nelayan dan petani melalui akses teknologi dan bantuan modal usaha.
5. Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah daerah, akademisi, serta masyarakat harus bekerja sama dalam menyusun strategi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pendekatan berbasis mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan wilayah pesisir.
Menangani banjir rob dan dampaknya terhadap sektor pertanian dan perikanan bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Program normalisasi sungai, pengerukan muara, dan pembangunan breakwater harus menjadi prioritas utama untuk menciptakan sistem ketahanan lingkungan yang lebih baik.
Dengan sinergi antara program Agropolitan dan Minapolitan, diharapkan sektor pertanian dan perikanan dapat terus berkembang secara berkelanjutan tanpa terganggu oleh ancaman bencana.***