PATARUMAN, (KAPOL).- Kampung Budaya Lembah Pajamben Desa Binangun, Kec Pataruman, Kota Banjar terus mengeliat dan diminati pengunjung.
Sejak dua bulan terakhir ini ribuan pengunjung berdatangan. Walaunpun ketersediaan tempat lokasi foto dan fasilitas yang tersedia di lokasi tersebut masih belum maksimal karena masih tahap berbenah.
“Hari libur, wisatawan yang datang ke lokasi Lembah Pajamben bisa melebihi 1000 orang per hari. Pada hari biasa itu bisa mencapai 200 orangan per harinya. Semua pengunjung itu datang pergi, bergantian selama ini ,” kata Koordinator Penataan Obyek Wisata “Pajamben”, Hendi Hermadi, Jumat (14/4/2017).
Geliat perekonomian masyarakat sekitar mulai ada perubahan. Misal, dari sebelumnya hanya ada 4 pemilik kios penyedia aneka makanan sekitar Lembah Pajamben, dikatakan Hermadi, saat ini bertambah secara signifikan, menjadi 26 kios pedagang.
“Pengelolaan Lembah Pajamben menjadikan Kampung Budaya ini, bekerjasama karang taruna, Ketua RT/RW setempat, para seniman serta sejumlah pihak terkait lainnya. Kami berharap, kawasan ini yang sebelumnya gelap gulita, tak banyak dikenal masyarakat, menjadi kawasan edukasi budaya pelajar, mahasiswa dan masyarakat secara umum. Lebih jauhnya lagi, mampu menjadi sumber pendapatan pemerintah desa nantinya ,” kata Hermadi.
Dijelaskan dia, kawasan obyek wisata Pajamben milik Pemerintah Desa Binangun dengan luas sekitar 14 hektar, secara bertahap fasilitasnya terus dilengkapi.
Hal senada dikatakan Pengelola Lembah Pejamben lainnya, Abah Sableng dan Bagian Penataan Lingkungan, Yudi Andiana. Menurut mereka, saat ini pihaknya sedang melengkapi fasilitas pendukungnya. Seperti, Bale Sawala, Bumi Alit, Leuit, Musola dan toilet.
“Bale sawala diperuntukan untuk musyarawah, membahas perkembangan budaya. Sementara, Bumi Alit sebagai tempat penyimpanan aneka barang bersejarah. Bersamaan itu, saat ini juga dibangun leuit atau tempt penyimpanan gabah ,” ujar Abah Sableng.
Ditegaskan dia, semua itu dipersiapkan dalam upaya melengkapi sarana prasarana di Kampung Budaya sebagai kawasan edukasi.
“Merespon aspirasi orang tua anak, saat ini dilengkapi aneka kaulinan budak, seperti ayun-ayunan, jujungkungan. Bagi yang suka berpetualangan malam hari, sudah dipasang obor dari bambu di sekitar kawasan Pajamben sekarang ini ,”ujar Yudi.
Menyusul aneka perlengkapan yang tersedia di obyek wisata Pajamben sekarang ini, banyak wisataan lokal dan luar daerah yang lebih memilih berkunjung ke Pajamben dibanding ke Situ Leutik dan obyek Wisata Banjar Water Park (BwP) yang notabene tempat wisata buatan yang sudah menghabisakan uang negara miliaraan rupiah itu.
“Obyek wisata Pajamben lebih nyaman dikunjungi, dibanding obyek wisata lain di Banjar. Baik, itu Situ Leutik Cibeureum maupun BwP itu,” ujar sejumlah pengunjung Pajamben, Ira (26), Yuli (27), Imas (45), Budi (37), H.Agus (46) dan sejumlah warga lainnya.
Mereka menilai, berkunjung ke Pajamben lebih murah dan efektif. Karena, keberadaannya itu yang tidak jauh dari pusat kota.
“Kondisi kawasan Pajamben yang mengedepankan budaya tempo dulu, itu terlihat lebih artistik selama ini. Artinya, penataan dengan alokasi anggaran yang besar, mencapai miliaran tak bisa dijadikan jaminan, banyaknya dikunjungi para wisatawan,” ujar H.Agus diamini pengunjung lainnya.
Di tempat terpisah Kepala Desa Binangun, Udung, mengatakan, konsep penataan obyek wisata Pajamben, sesuai visi misi Kepala Desa Binangun. Yaitu, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam yang ada di Desa Binangun.
” Tujuan semua itu, upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan potensi ekonomi, sehingga mampu meningkatkan kesejahtraan masyarakat Desa Binangun,”ujarnya. (D. Iwan)***