CIAMIS, (KAPOL),-Wisata di Ciamis, Jawa Barat, tak hanya menawarkan pemandangan alam. Namun juga wisata edukasi seperti argowisata yang asyik di Alam Murbey di kaki gunung sawal. Seperti apa tempatnya?
Wisata alam Murbey berada di kawasan pegunungan Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di lokasi ini pengunjung bisa menikmati panorama alam di atas ketinggian.
Alam Murbey ini berdiri di atas lahan desa setempat. Lokasinya sekitar setengah jam dari jalan provinsi Ciamis-Cirebon. Di tempat ini, pengelola menyediakan beberapa spot foto bagi pengunjung yang senang swafoto, dengan latar belakang gunung sawal yang hijau dan luasnya daerah Ciamis.
Selain itu, pengelola juga menyediakan beberapa saung yang bisa dipakai pengunjung untuk bersantai sambil menikmati hawa sejuk pegunungan. Biasanya pengunjung menggunakan saung tersebut untuk makan nasi liwet bersama. Nasi liwetnya bisa dipesan dari pengelola dengan harga terjangkau, tidak perlu repot bawa bekal dari rumah.
Kembali ke konsep awal, Alam Murbey ini diperuntukan sebagai agrowisata, wisata edukasi terutama bagi anak-anak Paud dan pelajar. Selain bisa menikmati keindahan alam untuk swafoto juga bisa belajar cara bercocok tanam berbagai tumbuhan.
Wisata Alam Murbey ini umumnya ditanami holtikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Namun juga ada tanaman obat-obatan.
Nama murbey sendiri diambil karena dulunya dikawasan tersebut banyak pohon murbey untuk pakan ulat sutra. Namun sudah lama hilang karena tidak ada lagi pembudidaya ulat sutra.
Selain di lokasi wisata, di daerah itu juga terdapat area perkebunan cabai, jambu dan jenis cocok tanam lainnya milik warga setempat. Area perkebunan itu sudah menjadi ladang pencaharian warga yang cukup menjanjikan.
“Konsepnya agrowisata, memberikan pengetahuan kepada anak-anak, mengenalkan tanaman holtikultura, tanaman obat juga bisa belajar bercocok tanam disini, umumnya yang kesini anak-anak diniyah dan Paud,” jelas pengelola wisata Alam Murbey Asep Hidayat Rabu (9/1/2019).
Asep mengatakan wisata ini mulai dibangun sekitar 6 bulan lalu. Padahal awalnya ia hanya mengelola lahan desa yang tertidur untuk dimanfaatkan. Namun karena memiliki potensi, ia memutuskan untuk dikembangkan jadi lokasi agrowisata.
“Sekarang sudah mulai ramai dan dikenal, hampir setiap akhir pekan, sabtu dan minggu selalu ramai pengunjung. Kalau hari-hari biasanya kebanyakan masih dari daerah sini, anak-anak sekolah,” katanya.
Asep mengaku masih akan terus mengembangkan lokasi wisata ini. Ia berharap ada dukungan penuh baik dari Pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah.
“Setelah ini berkembang dan banyak pengunjung, tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Salah seorang pengunjung, Endang mengatakan lokasi ini bila dikembangkan serius akan menjadi tempat wisata yang sangat bagus. Terlebih lokasinya berada di pegunungan. Ia sengaja datang kesini bersama temannya hanya untuk menangkan pikiran dan menyegarkan mata. (Yogi T Nugraha)***