Berita  

Pelaku Wisata, Keluhkan Kebersihan Toilet di Lokasi Wisata Jabar

TASIKMALAYA, (KAKAP).-Pelaku wisata dari luar daerah mengeluhkan sejumlah kebiasaan di beberapa objek pariwisata Jawa Barat.

Persoalan parkir, minimnya sejarah serta kebersihan toilet yang kurang memuaskan muncul saat berdialog dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada acara Preanger Tourism Fair di Taman Wisata Karang Resik Kota Tasikmalaya, Sabtu (13/10/2018).

“Kami di Bali, toilet itu sesuatu yang sangat mendasar. Sebab pertama kali kita mengikuti standar pengunjung. Objek wisatanya sangat bagus, tetapi ketika melihat toiletnya kurang memuaskan,” ujar pelaku wisata dari Bali, Astri.

Disamping itu juga, saat mengelilingi daerah Tasikmalaya banyak sekali tempat bagus namun tidak memiliki sejarah.

Padahal ketika kita ingin mengunjungi salah satu destinasi wisata, cerita saat perjalanan itu bagian yang tidak terpisahkan.

“Jadi hanya sekadar lihat-lihat saja, tanpa mengetahui sejarahnya. Sebenarnya (sejarah) memiliki nilai jual di pariwisata,” katanya.

Sementara pelaku wisata asal Banyumas, Rini mengatakan tingkat kunjungan wisata dari daerah asalnya ke sejumlah destinasi di Bandung setiap tahun cukup banyak.

Segmen para pelajar sudah terbentuk terutama yang duduk di bangku SMP.“Di kita itu study tour SD ke Yogya, SMP ke Bandung atau Jakarta, dan SMA ke Bali,” ujarnya. 

“Satu hal yaitu parkir, sangat mahal. Untuk satu bus saja rata-rata bisa menghabiskan Rp 150 ribu untuk satu destinasi. Paling murah Rp 50 ribu untuk kelas museum. Padahal di Bandung saja kita bisa sampai bawa 9-10 destinasi wisata,” katanya menambahkan.

Menanggapi hal tersebut, Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, masukan dari pelaku wisata sangat baik untuk perkembangan Pariwisata Jawa Barat ke depan.

Meminjam istilah Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad, toilet peradaban juga menjadi ukuran peradaban sebuah daerah.

“Ini menjadi perhatian terutama manajemen pariwisata Jabar . Saya baru menjabat lima minggu sebagai gubernur,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini Pemerintah Pemprov Jawa Barat tengah merumuskan untuk memunculkan 27 destinasi baru. Salah satunya pembenahan sejumlah fasilitas termasuk toilet dan penunjangnya.

“Ada beberapa tipe bantuan dengan nilai yang bervariasi. Sebab pariwisata itu perlu juga ditunjang fasilitas yang nyaman bagi pengunjung,” ujar Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.

Tipe I, kata dia, bantuan senilai 15 miliar untuk pembenahan akses infrastruktur menuju lokasi wisata.

Lalu tipe II mengakomodir berbagai wisata yang belum tersentuh senilai Rp 40 miliar, dan tipe III yakni kawasan luas dikelola manajemen menjadi kawasan ekonomi khusus.

“Semisal di Kota Tasik itu Situ Gede, apakah ada airnya atau tidak lalu penunjangnya bagaimana,” katanya.

Selain kawasan pariwisata, Pemprov Jawa Barat juga mengalokasikan Rp 20 miliar untuk pembangunan creative center. Pihaknya menunggu usulan selama satu bulan terkait lokasi serta pemanfaatannya untuk komunitas kreatif.

“Saya ingin melihat pemuda Tasik sibuk, dapat inspirasi di creative center. Supaya tidak terjerumus pada hal-hal negatif,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, M. Yusuf mengatakan sudah ada pembicaraan untuk lokasi creative center. Salah satunya kawasan Dadaha untuk menyerap bantuan tersebut.

“Mudah-mudahan tahun 2019 nanti sudah bisa dimanfaatkan komunitas sebagaimana diungkapkan pada dialog tadi,” katanya. (Inu BUkhari)***