Berita  

Rakyat Menjerit Karena COVID-19, Jeje Wiradinata Ungkapkan Perasaanya

PANGANDARAN-Dampak dari pandemi COVID-19 serta pemberlakuan kebijakan pemerintah yaitu PPKM Darurat kini menyebabkan tekanan yang sangat luar biasa khususnya bagi warga masyarakat di Kabupaten Pangandaran.

Pada saat situasi seperti sekarang yang dirasakan Bupati Kabupaten Pangandaran Jeje Wiradinata ketika dihadapkan pada situasi serba sulit ini.

Dirinya mengaku situasi yang tidak mengenakan dalam hidupnya adalah situasi dan kondisi sekarang, hampir setiap malam kurang tidur memikirkan bagaimana cara memecahkan solusi demi masyarakatnya sebab itu adalah tanggungjawab besar sebagai seorang pemimpin.

“Saya sering tak bisa tidur, terus berpikir, terus berusaha, menyelesaikan banyak sekali permasalahan-permasalahan. Karena apa? karena saya pemimpin, tanggung jawab saya besar,” ungkapnya.

Menurutnya sebagai seorang pemimpin ada tanggung jawab yang harus dilaksanakannya, terutama penanggulangan dampak COVID-19 yang berkaitan langsung dengan keselamatan jiwa masyarakat di Kabupaten Pangandaran.

Segudang persoalan harus dia selesaikan setiap hari. Ditengah segala keterbatasan. Mulai dari keterbatasan anggaran sampai kepada keterbatasan pegawai akibat banyak yang terpapar COVID-19.

Kejadian Tragis Membuat Hancur Perasaan, Jeje Wiradinata sebagai pemimpin tak jarang perasaannya hancur ketika menemukan kejadian-kejadian yang tragis saat dialami masyarakatnya akibat pandemi COVID-19.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengaku merasakan kepedihan mendalam ketika pagi tadi, Rabu, 14 Juli 2021 menerima laporan seorang bayi usia 4 bulan meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.

Bayi yang masih merah ini berjenis kemalin laki-laki ini telah tertular dari orangtuanya, bagi Bupati Pangandaran sendiri kejadian seperti ini sangatlah menyedihkan.

“Tadi pagi saya dapat laporan ada bayi meninggal dunia akibat COVID-19. Tertular dari orangtuanya,” katanya.

Menurutnya sampai saat ini berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kabupaten Pangandaran ternyata setiap hari banyak masyarakat yang meninggal dunia, dan totalnya sudah 118 orang meninggal dunia akibat COVID-19 ini.

“Sampai sekarang totalnya sudah 118 orang meninggal akibat COVID-19,” tuturnya.

Sementara itu lonjakan kasus COVID-19 di Pangandaran telah memberikan tekanan yang luar biasa bagi dirinya dan seluruh masyarakat Pangandaran, tanpa kecuali.

Begitu pula situasi sulit yang dirasakan dalam bentuk berbeda-beda seperti kaum buruh, kaum gaji, pedagang, pengusaha, jelata, pejabat, anak-anak, manula, semua menghadapi situasi sulit dalam dimensinya masing-masing.

“Yang kita butuhkan saat ini adalah kesadaran, kebersamaan dan kekompakan untuk bersama-sama berusaha mengakhiri pandemi ini,” ujar Jeje.

Dirinya menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Pangandaran untuk tetap selalu mematuhi anjuran peraturan dari Pemerintah terutama PPKM Darurat.

“Mari kita bersama-sama patuhi aturan dari pemerintah agar di tanggal 20 Juli nanti kasus landai dan kita bisa bergerak kembali,” harapnya.

Selanjutnya ada juga pengalaman yang memang sangat kurang mengenakan saat dialaminya ketika bersepeda sepulang “ngantor”, tidak sedikit cibiran terhadap dirinya tetapi tidak diambil pusing.

“Saya itu pulang ngantor naik sepeda, namanya Bupati ya dikawal. Gara-gara begitu aja saya sampai diomelin. Ngajedog wae katanya, padahal saya teh pulang kerja, tidak ngajedog,” tambahnya.