Berita  

RSUD Pandega Pangandaran Gelar NGOBATAN: Bahas Pentingnya Latihan Fisik dan Penanganan Cedera Keseleo

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Pangandaran kembali menyelenggarakan program NGOBATAN (Ngobrol Bareng Seputar Kesehatan) dengan tema “Pentingnya Latihan Fisik untuk Semua Umur.” (Tangkapan Layar Akun Resmi Instagram RSUD Pandega).

KABAR PANGANDARAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Pangandaran kembali menyelenggarakan program NGOBATAN (Ngobrol Bareng Seputar Kesehatan) dengan tema “Pentingnya Latihan Fisik untuk Semua Umur.”

Kegiatan ini menghadirkan Iwan Kartiwan, FTr, fisioterapis RSUD Pandega, yang membagikan pengetahuan seputar manfaat latihan fisik serta cara mengenali dan menangani cedera keseleo yang kerap dialami masyarakat.

Dalam paparannya, Iwan menjelaskan bahwa keseleo merupakan cedera pada ligamen, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang di sekitar sendi. Kondisi ini biasanya terjadi akibat peregangan berlebih atau robekan ligamen, terutama pada bagian tubuh yang sering menahan beban, seperti pergelangan kaki, pergelangan tangan, lutut, hingga jempol.

“Tanda-tanda keseleo meliputi nyeri pada sendi yang cedera, pembengkakan, memar, keterbatasan gerak, dan pada kasus berat, mungkin terdengar bunyi ‘pop’ saat terjadi robekan ligamen,” jelas Iwan di hadapan peserta.

Menurutnya, cedera keseleo umumnya disebabkan oleh gerakan tiba-tiba yang tidak terduga, seperti berjalan di permukaan tidak rata, mendarat dengan posisi salah setelah melompat, gerakan memutar cepat saat berolahraga, hingga terpeleset atau terjatuh.

Sebagai langkah penanganan awal, Iwan merekomendasikan metode RICE, yakni Rest (istirahat), Ice (kompres es), Compression (balutan perban elastis), dan Elevation (mengangkat bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung) untuk membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan. Penggunaan obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen juga dapat membantu meredakan rasa sakit.

Lebih lanjut, Iwan menekankan pentingnya membedakan keseleo dengan patah tulang. “Patah tulang biasanya ditandai dengan bunyi keras saat cedera, nyeri yang tajam dan parah, perubahan bentuk yang jelas pada area cedera, serta mati rasa atau kesemutan. Jika gejala ini muncul atau nyeri tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, segera periksakan ke dokter,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, RSUD Pandega Pangandaran berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya berlatih fisik secara benar sekaligus memahami langkah tepat dalam menangani cedera, sehingga risiko komplikasi serius dapat dicegah.***