bjb
Berita  

Taman Air Sribaduga Termegah di Asia 

PURWAKARTA, (KAPOL).- Indonesia patut berbangga. Pasalnya untuk sekedar menikmati wahana air atau taman wisata air tak perlu lagi ke luar negeri.

Meski Dubai Uni Emirat Arab memiliki “Wild Wadi Water Park” (Taman Air liar), Singapura dengan tujuh taman air dan China atau Tiongkok dengan 10 taman air, kini tak perlu jauh bepergian lagi ke tiga negara Asia itu. Datanglah ke Purwakarta, karena di Kabupaten berpenduduk 900 ribuan ini telah hadir Taman Air terbesar, termegah di Asia Tenggara. Taman Air Sri Baduga.

Puncak peresmian pun dilakukan langsung Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Bersama Bupati Purwakarta yang juga inspirator lahirnya Taman yang beratraksi dengan warna warni cahaya laser itu telah melambungkan nama Indonesia di Dunia.

Bahkan Taman Air Sri Baduga itu telah masuk lima taman air terindah dunia. Maka datanglah ke Purwakarta. Selain gratis, juga dijamin ingin terus menikmati kembali dahsyatnya atraksi kembang api yang berjoged ria dengan air dalam kilauan aneka cahaya.

Dan konsep cahaya pelangi tersaji bukan sekedar estetika semata, karena 2000 titik semburan air menggambarkan keragaman suku, ras, agama dan budaya yang dibingkai dalam Bhineka Tunggal Ika dan Falsafah Pancasila. Semua berada dalam wadah persatuan Indonesia yang mengililingi danau “Situ Buleud”.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta pun menyediakan jadwal pertunjukan laser, air dan kembang api tersebut setiap malam minggu mulai pukul 19.30 Wib sampai 22.30 Wib. Tanpa dipungut biaya, warga manapun dipersilakan datang ke Purwakarta.

Banyak yang tertegun kenapa Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi begitu fenomenal membangun Taman Air terbesar di Asia Tenggara itu. Sampai-sampai Indonesia dan Dunia tertuju ke Purwakarta yang meski Kota kecil dengan 17 Kecamatan tapi telah menyodorkan kegelimangan peradaban dalam dunia wisata.

Dan menurut Dedi, pembangunan Taman Air Sri Baduga tersebut bertujuan sebagai pengembangan obyek wisata Purwakarta serta destinasi wisata baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Purwakarta. Termasuk agar menjadi ikon dalam mengangkat citra Purwakarta di mata dunia.

Di sisi ekonomi juga, kata Dedi, sangat diharapkan mendorong peningkatan sumber perekonomian masyarakat Purwakarta. Jika lima ribu orang saja setiap pertunjukkan datang, para pedagang kecil Purwakarta kecipratan rezeki.

Meski demikian, Dedi juga tidak memungkiri, jika biaya pembuatan air mancur tersebut telah mengeluarkan anggaran sampai Rp 50 Miliaran. Namun ia optimistis dalam jangka waktu cepat, akan sebanding dengan hasil yang didapat melalui pendapatan pajak Hotel dan Rumah makan.

“Saya harap ada lima hotel berbintang yang dibangun setelah adanya air mancur ini. Jika pajak per hotel Rp 2 milyar, dalam lima tahun akan kembali, belum lagi ditambah dengan pajak rumah makan,” ujarnya. (Jani Noor)***