bjb
Berita  

Perdana, Kadin Pangandaran Ciptakan Buruh Tani Jadi Pengusaha Tani

PANGANDARAN-Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Kabupaten Pangandaran pelopori budidaya tanaman porang dengan menggandeng Bank bjb dan PT Joglosemar Karangsari Makmur Semarang, inisiatif ini lahir atas keprihatinan terhadap para petani yang dalam hasil pertanian khususnya tanaman porang tidak dapat menjual tetapi menanamnya mereka bisa, Kamis, 2 September 2021.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan tanaman porang ini merupakan tanaman baru di Pangandaran,sebelumnya sudah mengkaji dari segi keuntungan dan biaya BOP.

“Nantinya akan ada puluhan ribu tenaga kerja yang terlibat dan akan menarik investasi besar ke Pangandaran,” katanya.

Bupati Pangandaran sendiri menyambut baik upaya Kadin Pangandaran dalam mengangkat perekonomian para petani khususnya petani porang.

“Luar biasa,upaya Kadin Pangandaran menciptakan 158 pengusaha baru 158 orang petani yang didukung bank bjb dan eksportir,” ungkapnya.

KADIN Pangandaran,Bank bjb dan PT Joglosemar Karangsari Makmur Semarang menggelar Launching Program Penanaman Porang dan Penandatanganan Kerjasama dengan dihadiri Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata,Perwakilan CEO Bank bjb Kanwil III Jabar,Manager PT Joglosemar Karangsari Makmur,Ketua Kadin Pangandaran,Ketua MPC Pemuda Pancasila,Ketua DPD KNPI Pangandaran,Petani Porang dan para tamu undangan bertempat di Cikubang Parigi.

Ketua KADIN Pangandaran Yayan Sugiantoro mengatakan para petani rata rata tidak mempunyai lahan maka dari itu pihaknya menggandeng bank bjb untuk permodalan dan PT Joglosemar Karangsari Makmur.

“Petani ini akan diberikan kredit permodalan tanpa anggunan dan cicilan dikembalikan nanti setelah panen dengan bunga 6 persen plapon 281 Juta per hektare dari hasil,” katanya.

Menurutnya sektor pertanian ini penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Pangandaran dibandingkan dengan Pariwisata.

“Uang hasil pertanian ini berputar di Pangandaran tidak seperti Pariwisata dibawa keluar,” tuturnya.

Perlu diketahui juga bahwa petani di program Kadin ini tanpa resiko atau nol resiko,semuanya ditanggung sedangkan untuk petani porang kemungkinan kemungkinan terburuk itu bukan pada gagal panen tetapi panen tidak sesuai rencana.

“Petani porang khususnya nol resiko karena sudah ditanggung eksportir,” ungkapnya.***