PANGANDARAN,(KAPOL).-
Sejak diterpa bencana gempa dan tsunami melanda Pangandaran dan sekitarnya pada tahun 2006, kapal patroli milik TNI Angkatan Laut Kabupaten Pangandaran mengalami rusak berat dan tidak dapat difungsikan kembali.
Bangkai kapal untuk melakukan patroli keamanan laut tersebut kini teronggok belasan tahun di bantaran muara Cikidang, sehingga dalam melakukan strategis pertahanan dan militer di wilayah hukumnya itu, mulai dari pesisir laut Majingklak Pangandaran hingga Cikelet Garut, namun Pos TNI AL Pangandaran tidak memiliki kapal patroli.
Komandan Pos TNI Angkatan Laut Kab Pangandaran, Kapten Toto Sukarto membenarkan, bahwa kapal patkamla milik Pos TNI AL Pangandaran sudah lama rusak akibat diterjang bencana tsunami tahun 2006.
“Iya kapalnya sudah rusak dan tidak dapat difungsikan kembali,” ujar Toto.
Toto mengatakan, untuk melakukan strategis pertahanan dan keamanan di wilayah hukumnya, Pos TNI AL Pangandaran memiliki 20 personil dan 4 Pos Pengamat yang terdiri dari Pos Pengamat di Majingklak, Bojongsalawe Parigi, Cipatujah Tasikmalaya dan Pos Pengamat di Cikelet Kab Garut.
“Masing-masing Pos Pengamat kita tempatkan sebanyak 2 personil,” ujarnya.
Toto menjelaskan, TNI Angkatan Laut memiliki Armada yang diantaranya, Armada 1 di Jakarta, Armada 2 di Surabaya dan Armada 3 di Sorong, setiap Armada memiliki Lantamal.
Dibawah Lantamal, lanjut Toto ada Lanal-Lanal, untuk Lantamal III itu membawahi Lanal Bandung, Cirebon, Banten dan lainnya.
“Lanal Bandung memiliki dua Pos TNI AL, yakni Pos AL Pelabuhan Ratu Sukabumi dan Pos AL Pangandaran,” jelasnya.
Selama belum memiliki kapal Patkamla, menurut Toto, dengan cara melakukan patroli terpadu bersama kapal patroli milik Kementerian Kelautan Dan Perikanan serta kapal patroli milik Polair Polres Ciamis.
“Kita sedang mengusulkan untuk penambahan pengadaan sarana prasarananya. Kalo kapal patroli di Pelabuhan Ratu itu diberi hibah dari Pemerintah Provinsi,” katanya.
Selain belum memiliki kapal patroli, menurut Toto, Pos AL Pangandaran pun masih minim kendaraan operasional.
“Ada satu kendaraan dikasih Pemda Pangandaran tapi kondisinya sudah tidak memadai,” ujarnya. (Agus Kusnadi)***