Berita  

Tradisi Rutin Hajat Bumi Desa Cikalong Melestarikan Budaya Leluhur Nenek Moyang

Warga Desa Cikalong Rutin Setiap Tahun Memasuki Bulan Muharram Menggelar Prosesi Tradisi Hajat Bumi, Minggu, 23 Juli 2023,(M Jerry/KP).

KABARPANGANDARAN – Setiap tahun pada bulan Muharram warga masyarakat Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Pangandaran selalu melaksanakan tradisi budaya melestarikan peninggalan nenek moyang terdahulu diantaranya prosesi Hajat Bumi dilanjutkan Ngabuku Taun rutin di masing masing lingkungan Rt.

Kepala Desa Cikalong Ruspandi mengatakan Hajat Bumi Ngabuku Taun dan Hajat Leuweung selalu rutin dilakukan setahun sekali setiap memperingati 1 Muharam dan seluruh warga Desa Cikalong kompak tidak melakukan aktivitas bertani atau ke kebun.

“Dalam hari ini merupakan hari naas taun jadi kita melaksanakan syukuran hasil bumi,” katanya, Minggu, 23 Juli 2023.

Menurutnya prosesi ngabuku taun tidak berpusat pada satu lokasi dan dilakukan di tiap-tiap lingkungan Rt di desanya.

“Hajat Bumi dan ngabuku taun juga hajat leuweung dilaksanakan di masing masing Rt,” tuturnya.

Dalam prosesi ngabuku taun para warga di Desa Cikalong melakukan syukuran dan doa bersama kepada Allah Swt atas nikmat yang telah diberikan dari hasil pertanian yang selama ini diperolehnya dan disimpan di lumbung padi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya hingga panen kembali.

“Melalui ngabuku taun ini kita juga menggelar rapat anggota tahunan,” lanjutnya.

Sementara itu Kasepuhan Desa Cikalong Ki Sangkeh menyampaikan bahwa ngabuku taun pada hari naas tahun menurut perhitungan Pranata Mangsa yang secara tradisi digunakan oleh masyarakat Desa Cikalong yang pada umumnya sebagai petani.

“Naas tahun secara tradisi turun temurun senantiasa dilakukan oleh masyarakat pada setiap tahun pada bulan Muharam,” katanya.

Kebetulan pada tahun ini naas taun di Desa Cikalong, menurut hitungan Pranata Mangsa atau Aboge (istilah masyarakat) dan naas taun sendiri merupakan hari dimana para petani di desa Cikalong dalam hari yang sama tidak melakukan aktivitas bertani ke sawah, ke ladang, atau ke kebun.

“Ini merupakan hari terlarang untuk melakukan aktivitas bertani menurut kepercayaan masyarakat Cikalong pada umumnya,” tambahnya.

Dirinya menambahkan pada kesempatan libur aktivitas bertani itu dipergunakan menjadi hari untuk melakukan tasyakur bi nikmat dan untuk mempererat silaturahmi dan gotong royong antar warga dan pemerintahannya.

“Begitu juga di sini dilaksanakan Hajat Leuweung Rajah Tatanen dengan menggelar Wayang Golek Ki Dalang Enju Rineka Palwa,” tambahnya.***