Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the health-check domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/metrum.id/kabarpangandaran.com/wp-includes/functions.php on line 6121
Usai Divaksin Bisa Terjadi "Kipi", Sikapi dengan Santuy - kabarpangandaran.com
Berita  

Usai Divaksin Bisa Terjadi “Kipi”, Sikapi dengan Santuy

Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin

KABARPANGANDARAN.COM – Para tenaga medis atau vaksinator agar lebih teliti dan ketat dalam melakukan tracking kesehatan kepada orang yang akan di vaksin.

Demikian disampaikan Ketua DPRD Pangandaran, Asep Noordin. Dia meminta pada saat tracking agar dilaksanakannya maksimal.

Menurutnya, Kabupaten Pangandaran dalam waktu dekat akan melaksanakan penyuntikan vaksin Covid-19 dengan sasaran beberapa kalangan profesi dan tokoh masyarakat.

“Diharapkan bagi tenaga medis atau vaksinator lebih teliti dan ketat melakukan tracking kesehatan kepada orang yang akan divaksin,” ungkapnya.

Menurutnya dengan sudah adanya vaksin Covid -19 ini9 kondisi bisa pulih kembali normal seperti biasa dan memulihkan seluruh sektor di Kabupaten Pangandaran.

“Penyuntikan vaksin ini rencananya harus tiga kali dengan jeda waktu yang sudah ditentukan berdasarkan analisa dan kajian medis,” tuturnya.

Selanjutnya pada istilah medis ada yang disebut “Kipi” atau “kejadian ikut pascaimunisasi”. Kipi biasanya terjadi selang 15 hingga 30 menit setelah penyuntikan. Kipi ini dapat terjadi dengan tanda atau kondisi yang berbeda-beda.

“Mulai dari gejala efek samping ringan hingga reaksi tubuh yang alergi terhadap kandungan vaksin,” lanjutnya.

Asep Noordin berharap jangan sampai “Kipi” yang dialami orang yang sudah divaksin menimbulkan rumor negatif ke publik, supaya tidak terjadi hoaks pascapenyuntikan maka petugas dan masyarakat harus diberi pemahaman.

“Petugas dan masyarakat harus diberi pemahaman supaya tak terjadi hoaks,” ujarnya.