PANGANDARAN, (KAPOL).- Terhitung sejak H+1 hingga H+3 hari raya idul fitri 1440 Hijriah tahun 2019, tercatat sebanyak 13 kasus kecelakaan laut dan 86 kasus orang hilang di obyek wisata pantai di Kabupaten Pangandaran.
Demikian dikatakan Sekretaris Satgas Balawista Kab Pangandaran, Asep Kusdinar saat dikonfirmasi, Sabtu, 8 Juni 2019.
Menurut Asep, dari 13 kasus lakalaut yang dialami oleh pengunjung wisata tersebut, 10 kasus lakalaut terjadi di obyek wisata pantai barat Pangandaran, 3 kasus di pantai Batukaras Cijulang.
Sedangkan untuk 86 kasus orang hilang yang terpisah dari orang tua atau rombongan terjadi di kawasan obyek wisata pantai Pangandaran.
Kata Asep, rata-rata lakalaut terjadi di area zona larangan berenang atau, antara pos 3 hingga pos 5 pantai Pangandaran. Tidak ada korban jiwa pada peristiwa kecelakaan laut tersebut.
“Alhamdulillah untuk laka laut dan kasus orang hilang bisa tertangani semua, dan tidak menelan korban jiwa,” ujarnya.
Sementara Komandan Pos TNI Angkatan Laut Kapten Toto Sukarto menghimbau kepada para pengunjung wisata agar mematuhi rambu-rambu larangan berenang yang dipasang oleh petugas.
“Berenang lah pada zona berenang di kawasan antara pos 1 hingga pos 2 pantai barat Pangandaran dan gunakan alat bantu pelampung saat berenang maupun saat menaiki perahu pesiar, patuhi rambu-rambu,” ucap Toto.
Dirinya juga mengatakan sejumlah, anggota Polair bersama TNI Angkatan Laut, dan Balawista terus melakukan pemantauan di sepanjang pesisir pantai di Kab Pangandaran.
Tampak sejumlah anggota Basarnas Bandung telah tiba di pantai barat untuk membantu proses pengamanan dan perantauan terhadap wisatawan yang tengah melakukan aktifitasnya di pantai.
Tidak hanya petugas, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata bersama Wakil Bupati Adang Hadari pun ikut memantau arus lalu lintas di jalur wisata yang sudah padat dengan kendaraan, sehingga pemantauan dilakukan menggunakan sepeda motor.
Pantauan di lapangan, pada H+3 kendaraan pengunjung terus berdatangan memasuki kawasan obyek wisata pantai Pangandaran, untuk mengantisipasi kemacetan, petugas polisi dan perhubungan yang dibantu oleh anggota Pramuka, Tagana serta Ormas terus mengatur arus lalin baik yang masuk maupun arus balik dari obyek wisata. (Agus Kusnadi)***