PARIGI, (KAPOL).-Di Kampung Nusantara yang ada di Parigi Kabupaten Pangandaran kini penuh dengan Bebegi Sawah.
Para siswa sengaja membuat bebegig dengan memanfaatkan sampah dan di tempatkan di berbagai lokasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Bebegig yang merupakan budaya tradisional tersebut kini hampir punah. Bahkan hampir generasi Milenial banyak yang tidak tahu seperti apa itu bebegig.
Untuk itu Komunitas Belajar Sabalad Parigi mencoba mengenalkan kembali bebegig kepada kaum generasi muda lewat festival Bebegig.
Hal itu digelar dalam rangka memeriahkan Hari Jadinya yang ke 6. Selain itu kebudayaan tradisional lainya juga ditampilkan mulai dari Pecle, gobak sodor hingga perabot tradisional.
Pendiri Komunitas Belajar Sabalad, Ai Nurhidayat mengatakan ssngaja menampilkan berbagai permainan tradisional dalam memeriahkan kegiatan untuk mmemperkenalkan kebudayaan tradisional terhadap peserta terutama generasi penerus mulai dari siswa TK hingga SMA.
“Kami menampilkan kebudayan tradisional dan juga permainan tradisional,” ungkapnya.
Menurutnya salah satu kebudayaan tradisional itu Festival Bebegig Kebon jadi ajang pendidikan budaya. Peserta di sini sengaja menggandeng warga Desa dan pemuda, untuk menjadi pemandu tour yang menjelaskan kepada anak-anak mengenai produk-produk kebudayaan desa, mulai dari alat bajak sawah hingga perabot tradisional.
“Anak-anak yang datang diperkenalkan kembali adat istiadat lokal hingga permainan tradisional, seperti gobak sodor dan pecle,” tuturnya.
Sebuah cara kreatif mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal kepada anak-anak dilakukan Komunitas Sabalad melalui Festival Bebegig Kebon, anak-anak diperkenalkan pada isu lingkungan, kebudayaan hingga permainan tradisional.
“Mereka memanfaatkan sampah untuk bahan pembuatan bebegig sawah dan ini dijadikan sebagai media kampanyeu lingkungan,” tambahnya.(M. Jerry)***