Setiap tanggal 17 April, dunia memperingati World Hemophilia Day atau Hari Hemofilia Sedunia. Momen ini menjadi pengingat penting bagi seluruh masyarakat dunia akan keberadaan hemofilia, salah satu penyakit kelainan darah yang langka namun serius.
Menurut informasi dari laman resmi RSUD Pandega Pangandaran, hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan darah tidak membeku secara normal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya faktor pembekuan tertentu dalam tubuh penderita. Akibatnya, luka kecil pun bisa berdampak besar jika tidak ditangani dengan tepat.
Tahun ini, Hari Hemofilia Sedunia mengangkat tema “Access for All: Women and Girls Bleed Too”, yang berarti “Akses untuk Semua: Perempuan dan Anak Perempuan Juga Mengalami Gangguan Pendarahan”. Tema ini menggarisbawahi pentingnya pemerataan akses layanan kesehatan dan perhatian yang lebih terhadap kelompok yang selama ini mungkin kurang terlihat, yaitu perempuan dan anak perempuan yang juga dapat mengalami gangguan pendarahan serupa hemofilia.
Hemofilia bukanlah penyakit yang bisa dianggap sepele. Butuh kesadaran, dukungan, dan sistem layanan kesehatan yang memadai agar para penyandang hemofilia bisa hidup dengan kualitas yang baik. Edukasi kepada masyarakat luas juga menjadi langkah penting untuk menghapus stigma dan membuka peluang diagnosis serta penanganan yang lebih dini.
Hari Hemofilia Sedunia adalah pengingat bahwa perhatian kita terhadap penyakit langka seperti ini tidak boleh berhenti hanya pada peringatan tahunan. Akses untuk semua harus menjadi komitmen nyata hari ini dan seterusnya.
Diharapkan kampanye seperti ini agar masyarakat lebih peduli kesehata. Selain itu adanya peringatan ini, bisa mengedukasi masyarakat mengenai hemofilia, karena banyak masyarakat yang belum mengerti jika penyakit hemofilia ini bukan penyakit menular, akan tetapi penyakit bawaan.